Praktik Menyusui pada Anak Baduta Berat Badan Kurang

https://doi.org/10.33860/jik.v15i4.907

Authors

Keywords:

Praktik Menyusui, Baduta, Berat Badan Kurang

Abstract

Masalah anak kekurangan gizi di Indonesia belum sepenuhnya teratasi. kejadian gizi kurang (underweight) merupakan manisfestasi dari kekurangan asupan gizi yang jika berlangsung dalam waktu lama maka akan berkontribusi terhadap kejadian stunting dikemudian hari. Penelitian ini bertujuan menggambarkan praktik menyusui pada anak baduta status gizi kurang. Desain penelitian deskriptif untuk menggambarkan praktik menyusui ibu baduta dengan kejadian berat badan kurang. Populasi dan besar sampel adalah 34 anak baduta dengan status gizi berat badan kurang dengan purposive sampling, Pelaksanaannya pada bulan desember 2021 dan berlokasi di wilayah kerja puskesmas Mamboro kecamatan palu utara. Analisis data univariat dan penyajian data menggunakan tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan ibu sebagain besar SMA/Sederajat (64,7%). Pekerjaan Ibu di dominasi sebagai URT sebesar 94,1%, Sebagain besar ibu status paritasnya multipara 79,4%. Panjang Badan Lahir di bawah angka median 49,9 cm menurut indeks PB/U sebesar 64,7%. Ada 13 orang ibu (38,2%) yang saat melahirkan bayinya tidak dilakukan Inisiasi menyusui Dini (IMD). Sebanyak18 orang ibu (52,9%) tidak memberikan ASI Ekslusif dengan masalah menyusui karena merasa asinya sedikit (17,6%). Ada 18 orang ibu (52,9%) yang konsultasikan masalah selama menyusui ke petugas kesehatan. Terdapat 25 orang ibu (73,5%) yang memberikan botol susu dengan usia pemberian dibawah 6 bulan sebesar 76%. Terdapat praktik menyusui pada bayi dan anak baduta yang tidak sesuai. Dibutuhkan penangnanan melibatkan multifactor.

References

Nasional RK, Thn ART. Launching Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). 2021;1–14.

Kemenkes RI. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten/Kota Tahun 2021. 2021.

Izwardy D. Studi Status Gizi Balita Terintegrasi Susenas 2019. Balitbangkes Kemenkes RI. 2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2021. 2021. 1–224 p.

Kementrian Kesehatan. Situasi Stunting di Indonesia. Jendela data dan informasi kesehatan. 2018;208(5):1–34.

WHO. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Fifthy-fourth world health assembly. 2003;(1):8.

Iswari L. Pengaruh covid19 terhadap aktivitas pertumbuhan ekonomi di indonesia. :13–20.

Sayuti RH, Hidayati SA. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ekonomi Masyarakat di Nusa Tenggara Barat. RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual. 2020;2(2):133–50.

World Health Organization, UNICEF. Infant and young child feeding counselling: an integrated course. Who. World Health Organization UNICEF; 2006. 1–265 p.

Permenkes R. Standart antropometri anak. 2 Indonesia; 2020.

World Health Organization. Complementary Feeding: Family foods for breastfed children. Departemen of Nutrition for Health and Development. 2000;1–56.

Prihandini SR, Pujiastuti W, Hastuti TP. Usia Reproduksi Tidak Sehat Dan Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat Meningkatkan Kejadian Abortus Di Rumah Sakit Tentara Dokter Soedjono Magelang. Jurnal Kebidanan. 2016;5(10):47–57.

Khayati EZ. Pendidikan dan Independensi Perempuan. Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam. 2008;6(1):19.

Marwiyah N, Khaerawati T. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja di Kelurahan Cipare Kota Serang. Faletehan Health Journal. 2020;7(1):18–29.

Adhyanti, Kusumawati DE, Afifah R. Praktek Pemberian Asi Ekslusif Pada Ibu Pekerja Di Desa Batusuya Kabupaten Donggala. Svasta Harena : Jurnal Ilmu Gizi. 2021;1(2).

Aryotochter AAM. Praktik Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di PT . APAC INTI CORPORA ( Kajian Teori Health Belief Model Dalam Manajemen Laktasi ) SKRIPSI. 2016.

Pasiak SM, Pinontoan O, Rompas S. Status Paritas Dengan Teknik Menyusui Pada Ibu Post Partum. Jurnal Keperawatan. 2019;7(2).

Ansik KhoiriyahR, Prihatini. Hubungan antara paritas dengan ketrampilan menyusui yang benar pada ibu nifas. Jurnal Midpro. 2021;2(1997):2013–5.

Amaliah N, Sari K, Suryaputri IY. Panjang Badan Lahir Pendek Sebagai Salah Satu Faktor Determinan Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak Usia 6-23 Bulan Di Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2016;15(1):3–9.

Sutrio. Lupiana M. Berat Badan dan Panjang Badan Lahir Meningkatkan Kejadian Stunting. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2021;14(1):8.

WHO/UNICEF. Global Nutrion Target 2025.Breastfeeding Policy Brief.WHO/MNH/NHD 14.7. WHO/UNICEF; 2012. 8 p.

Nisma N, Juliana D, Lestari A. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Tengah. Khatulistiwa Nursing Journal. 2021;3(1):28–37.

Sukma F, Revinel R. Masalah Menyusui sebagai Determinan Terjadinya Risiko Depresi Postpartum pada Ibu Nifas Normal. Jurnal Bidan Cerdas. 2020;2(3):121–31.

Zimmerman E. Pacifier and bottle nipples: the targets for poor breastfeeding outcomes. Jornal de Pediatria. 2018;94(6):571–3.

Nasrul N, Hafid F, Ramadhan K, Suza DE, Efendi F. Factors associated with bottle feeding in children aged 0–23 months in Indonesia. Children and Youth Services Review. 2020;116(April):0–4.

Downloads

Published

2022-02-19

How to Cite

Kusumawati, D. E. (2022). Praktik Menyusui pada Anak Baduta Berat Badan Kurang. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(4), 386–392. https://doi.org/10.33860/jik.v15i4.907

Issue

Section

Original Articles

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.