Peran Apoteker Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tahap Intensif Pasien Tuberkulosis

https://doi.org/10.33860/jik.v15i3.510

Authors

  • Katharina Aditya Candra Utukaman Program Magister Ilmu Kefarmasian Universitas Pancasila
  • Dian Ratih Laksmitawati Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
  • Ros Sumarny Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
  • Edwin Tomasoa Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Keywords:

Edukasi, Tuberkulosis, Pasien, PMO, Apoteker

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dan monitoring pengobatan tuberkulosis pada PKM dengan intervensi Apoteker (PKM Saumlaki) dan PKM tanpa intervensi Apoteker (PKM Larat). Responden penelitian ini adalah pasien baru TB dan Pengawas Menelan Obat (PMO) di kedua PKM pada bulan September-November 2020.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimental dengan rancangan two group pretest-posttest design. Peran apoteker berupa edukasi dan monitoring dilakukan pada responden PKM Saumlaki selama 8 minggu observasi. Data dikumpulkan dalam bentuk kuesioner dan data catatan pengobatan di PKM masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik demografi responden di kedua PKM tidak berbeda bermakna. Perbedaan bermakna antara kedua PKM terdapat pada data pengetahuan, kepatuhan, outcome klinis berdasarkan BTA negative pada akhir pengobatan tahap intensif, dan data kepuasan pasien terhadap PMO. Sedangkan efek samping dan berat badan pasien antara kedua PKM tidak berbeda bermakna. Hal ini menandakan ada pengaruh edukasi dan monitoring oleh apoteker terhadap peningkatan jumlah pasien yang berhasil menjalani pengobatan TB. Analisis mengenai faktor yang signifikan berhubungan dengan keberhasilan pengobatan memberikan hasil bahwa faktor yang signifikan berpengaruh adalah adanya intervensi apoteker pada tingkat kepatuhan pasien, tingkat pengetahuan pasien dan PMO. Kesimpulan yaitu edukasi dan monitoring pengobatan langsung oleh apoteker pada pasien TB di PKM Saumlaki di KKT berpengaruh meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis

References

World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2019. France; 2019. 1–297 p.

Nurjana MA, Kesehatan BL, Labuan K, Donggala K. Faktor Resiko Terjadinya Tuberculosis Paru Usia Produktif (15-49 Tahun) Di Indonesia. 2015;163–70.

Kementerian Kesehatan RI. PerMenKes No. 364/Menkes/SK/V/2009 Tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). Jakarta; 2009.

Peraturan Presiden RI. PerPres RI No. 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta; 2017.

World Health Organization (WHO). The End TB Strategy. 2014 p.

Kementerian Kesehatan RI. PerMenKes No. 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta; 2016.

Gabriel Y, Juliana M. Penanggulangan TBC di Indonesia melalui Gerakan TOSS TBC. 2019;2019–22.

Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta; 2018.

Sulistyo Andarmoyo. Pemberian Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet Efektif Dalam Peningkatan Pengetahuan Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Ponorogo. 2015;(November):600–5.

Megawati, Suriah, Rusli Ngatimin AY. Edukasi TB Paru Pengetahuan Sikap Kader Posyandu Melalui Permainan Simulasi Monopoli. 2018;1(1):5–11.

Khairunnisa Saragih. Pengaruh karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Di Puskesmas Sukaraya. 2019;

Desy Indra Yani, Neti Juniarti ML. Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis untuk Kader Kesehatan Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis untuk Kader Kesehatan. MKK. 2019;2 No.1 Mei(August):96–107.

Yuwana Hesti Ummami. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Tuberkulosis Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Penderita Dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis Di Puskesmas Simo. 2016;1–15.

Prabowo RDR, Irdawati, Yuniartika W. Hubungan Antara Peran Pengawas Minum Obat (PMO) Dengan Kepatuhan Kunjungan Berobat Pada Pasien Tuberculosis Paru (Tb Paru) Di Puskesmas Nogosari Boyolali. 2014;

Dewi Hapsari Wulandari. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk Minum Obat di RS Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015. Jurnal ARSI/Oktober 2015. 2015;2:17–28.

Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Buku Saku PPTI. Jakarta; 2010.

Vina Angga Rini, Zullies Ikawati DAP. Pengaruh Pemantuan Apoteker Terhadap Keberhasilan Terapi Dan Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis. Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 2014;(September):185–92.

Dwi Lestari Mukti Palupi. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penderita Tuberkulosis yang Berobat Di Wilayah Kerja Puskesmas Surakarta. Tesis. 2013;

Sisilia Ndrore, Sulasmini TH. Dukungan Keluarga Berhubungan Dengan Kepuasaan Interaksi Sosial Pada Lansia. Care. 2017;5 No.2:256–62.

Ahmad Asyrofi, Setianingsih MK. Perbedaan Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Dari Berbagai Dukungan Keluarga. community of publishing in Nursing (COPING). 2015;2014:165–72.

Tahan P. Hutapea. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis. 2005;1–11.

Yasin NM, Wahyono D, Riyanto BS, Sari IP, Farmasi F, Mada UG. Peningkatan Peran Apoteker dan Outcome Pasien Tuberkulosis Melalui Uji Coba Model Training-Education-Monitoring-Adherence-Networking ( TEMAN ) Apoteker Enhancing Pharmacist ’ s Role and Tuberculosis Patient Outcomes Through Training-Education-Monitoring-Adherence-Networking ( TEMAN ) Pharmacist Model Intervention. 2017;6(4).

Downloads

Published

2021-11-27

How to Cite

Utukaman, K. A. C., Laksmitawati, D. R. ., Sumarny, R. ., & Tomasoa, E. . (2021). Peran Apoteker Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tahap Intensif Pasien Tuberkulosis. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(3), 263–273. https://doi.org/10.33860/jik.v15i3.510

Issue

Section

Original Articles

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.